Stroke ringan atau Transient ischemic attack (TIA) cenderung banyak dialami oleh orang dewasa dan lanjut usia. Stroke ringan terjadi tiba-tiba dan hanya bertahan selama beberapa menit. Namun, tetapi dibutuhkan pertolongan pertama pada ciri-ciri gejala stroke ringan agar tidak memperkecil kerusakan jaringan dan sel otak.
Pertolongan Pertama Pada Gejala Stroke Ringan
Setelah mengalami stroke ringan patut diwaspadai karena pasca stroke ringan dapat terjadi kerusakan sel atau jaringan otak. Terutama pada bagian atau sisi yang mengalami stroke perlu diperhatikan kondisi pembuluh darahnya.
Meskipun stroke ringan dianggap sebagai mini-stroke tetapi berpotensi menjadi stroke iskemik atau hemoragik dimasa depan. Sangat penting memberikan pertolongan pertama pada gejala stroke ringan dengan langsung berkonsultasi kepada dokter.
Selain itu, jangan gegabah untuk mengambil pengobatan tradisional karena belum tentu efektif. Biasanya dokter memberikan sejumlah obat pertolongan pertama dan menganjurkan untuk berolahraga dengan teratur.
Olahraga yang dilakukan bukanlah olahraga berat, biasanya jogging, yoga, berlari kecil, dan senam. Disamping itu, pasca stroke ringan harus mengubah gaya hidup sehat. Perbanyak konsumsi air hangat dan teh tawar untuk memperlancar peredaran darah.
Obat-obatan Stroke Ringan Teruji Secara Klinis
Umumnya dokter memberikan beberapa obat-obatan setelah pasien mengalami stroke ringan. Berikut ini jenis obat-obatan yang paling sering diberikan.
1. Antiplatelet
Obat stroke ringan antiplatelet merupakan obat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Antiplatelet juga populer disebut obat pengencer darah. Bekerja menghambat membekuan darah yang mengakibatkan gumpalan terbentuk dan berpotensi menyumbat aliran darah menuju otak.
2. Aspirin
Aspirin merupakan obat yang biasanya digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan meredakan demam karena peradangan. Namun, ada manfaat lain dari aspirin yakni mencegah dan menghambat pembekuan darah terjadi.
Obat aspirin biasanya hanya ditujukan bagi penggunaan jangka waktu pendek. Apabila digunakan untuk jangka waktu lama dapat menyebabkan pendarahan. Selain aspirin, clopidogrel juga dapat diberikan kepada pasien stroke ringan karena fungsinya sama.
Berdasarkan studi yang dilakukan University Oxford, penggunaan aspirin dan copridogrel bersamaan sangat efektif. Kombinasi kedua obat tersebut dapat dikonsumsi selama 3 bulan untuk mencegah terjadinya stroke lanjutan.
3. Antikoagulan
Antikoagulan disebut sebagai obat pengencer darah dan mencegah pembekuan darah penderita stroke. Obat stroke ringan antikoagulan hanya diberikan kepada penderita yang mengalami hiperkoagulasi yakni kecenderungan terbentuknya gumpalan darah. Pembentukan gumpalan darah juga dapat disebabkan gangguan irama jantung.
Dokter stroke hanya akan memberikan antikoagulan bagi pasien yang belum mengonsumsi obat pengencer darah lain, contohnya antiplatelet. Antikoagulan sangat direkomendasikan bagi penderita stroke ringan. Namun, tidak dianjurkan untuk dikonsumsi penderita stroke iskemik.
Sebab, dalam dunia kedokteran menganggap obat antikoagulan efektif untuk mencegah stroke. Justru menjadi kurang paten diberikan pada pemulihan dan perawatan penyakit stroke. Berikut ini obat-obatab antikoagulan yang diberikan kepada pasien.
Baca juga: Apa Sih Bedanya Les Private, Kursus, dan Bimbel?
Heparin
Heparin bukanlah obat pengencer darah ataupun penghancuran darah. Obat heparin mendorong protein anti-pembekuan dari dalam tubuh agar bekerja optimal. Alhasil, aliran darah menjadi lancar tanpa dilakukan prosedur operasi.
Adapun efek samping dari penggunaan heparin jika tidak cocok dengan pasien juga dasyat. Seperti, pasien mengalami pendarahan, tiba-tiba mati rasa, perubahan warna kulit, iritasi, sulit bernafas, menggigil, dan demam.
Warfarin
Warfarin adalah obat stroke berbentuk pil. Biasanya digunakan untuk jangka waktu lama. Sementara efektifitas penggunaan warfarin akan terlihat setelah beberapa hari digunakan. Warfarin lebih direkomendasikan bagi penderita stroke ringan.
Apabila digunakan pada penderita stroke iskemik harus dilakukan tes darah terlebih dahulu. Selain itu, dosis yang diberikan juga harus tepat. Banyak pasien yang tidak akurat menerima dosis warfarin akhirnya mengalami pendarahan pada arteri otak. Dari pendarahan tersebut berpotensi mengalami serangan stroke hemoragik.
Trombolitik
Pada beberapa penderita stroke ringan juga diberikan obat trombolitik. Pemberian obat trombolitik adalah ketika seseorang tengah terserang stroke atau menunjukkan gejala stroke. Obat stroke ringan trombolitik yang biasa digunakan yaitu recombinant tissue plasminogen activator (rTPA).
Perbedaan obat trombolitik dari obat stroke lainnya yakni tidak dikonsumsi. Melainkan diberikan melalui metode injeksi pada infus yang menghubungkan cairan menuju pembuluh darah. Obat tersebut bekerja melarutkan gumpalan darah yang kemungkinan menghambat aliran darah menuju otak.
Obat Anti-Hipertensi
Rata-rata pasien stroke ringan disebabkan karena riwayat penyakit hipertensi. Sehingga, dokter memberikan obat penurun tekanan darah kepada pasien. Jenis obat anti-hipertensi yang biasanya diberikan kepada pasien yakni Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors.